CERPEN "PENGGANTI DIRINYA"


          Waktu itu,

“Enak ya?” tanya dia sambil mengunyah makanan kesukaan kita berdua. Sate. “Iya hehe..”sahut ku lirih. Kita berdua sangat menikmati makanan tersebut entah ini kita sedang lapar atau karena ini makanan emang enak. Kita berdua sering sekali mangkal di perapatan komplek kalau malam minggu begini hehe.. jangan salah kita mangkal bukan buat menjadi anak cabe atau terong akan tetapi kita selalu mangkal ditempatnya mbok Mariyah, mbok ku tercinta yang selalu memberikan masakan sate yang begitu mantap! Hehe.. Ketika itu selesai makan, dia yang habis mencuci tangannya tiba-tiba duduk disampingku dengan mengatakan sesuatu. Lirih.

“sepertinya ini pertemuan kita terakhir” katanya dengan lirih disertai ekspresi muka yang sepertinya sedang menunggu jawaban apa yang akan aku berikan kepadanya.

“pertemuan terkahir?” jawabku disertai ekspresi bingung sambil mengernyitkan dahiku dan dalam hatiku pun aku bertanya-tanya. “Iya..” jawabnya singkat disertai anggukan walau pelan. “Ada apa? Kenapa?” tanyaku sambil menatap kedua matanya dengan penuh harapan, semoga apa yang ia katakan tak benar.

“aku mau lanjut sekolah di luar negeri” jawabnya dengan datar. Aku hanya terdiam lesu dan mengalihkan pandanganku ke bawah. Aku bingung. “Tapi, aku janji aku akan selalu kabari kamu. Aku tak akan lupa semua kenangan yang telah kita buat selama ini. Aku disana tidak lama kok. Aku berjanji sepulang dari luar negeri nanti aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang indah yang belum pernah kamu kunjungi. Aku mohon jangan tunggu aku, jika kamu menunggu ku kamu akan terasa bosan. Karena menunggu itu membosankan. Aku takkan lupa denganmu aku akan selalu ingat dirimu, because you’re my best friends! “ katanya sambil memberikan senyum manisnya kepadaku yang sedari tadi menatap kebawah penuh kebingungan.

          Semenjak itulah persahabatan aku dan Leon berpisah. Setiap bulan aku dan dia selalu saling berkomunikasi, namun entah mengapa ini sudah tiga bulan lebih ia tidak mengabariku. Aku kirim pesan kepadanya, pesan tersebut tidak terkirim. Bahkan biasanya hanya dia read. Ketika aku telfon dia, dia tak mengangkatnya. Kesal!. Sebenarnya roh apa yang sedang masuk kedalam dirinya sehingga ia tak mengabariku sama sekali?! Ku coba hubungi dia melalui social media yang ku punya namun hasilnya sama saja nihil. Pada saat itu aku berfikir mungkinkah seorang Leon melupakan ku? Yang jelas-jelas aku adalah sahabat nya? Atau dia memang sedang begitu sibuk jadi dia tak sempat menghubungiku?
Malam ini ku habiskan malam ku sebelum tertidur dengan membaca pesan dari Leon yang ia kirimkan selama ini kepadaku. Pesannya begitu lucu, lugu, absurd bahkan kadang romantic. Aku tak henti-henti nya tersenyum-senyum sendiri membacanya sambil membayangkan wajah Leon jika memperagakan pesan-pesan tersebut. Jelas! Wajahnya yang putih bersih, hidung mancung disertai senyum manis dan ekspresi muka yang mempunyai nilai plus dalam hal melawak itu cukup membuat diri seorang Leon selalu dapat membuatku tersenyum bahagia.

          Keesokkan harinya, jadwalku hari ini adalah mengerjakan tugas kuliah. Wawancara. Iya. Entah mengapa aku sangat begitu antusias ketika diberikan tugas itu, lain dengan teman-temanku mereka tampak tak bersemangat. Mungkin ini karena diriku memang bercita-cita ingin menjadi reporter yang hebat. Kebetulan aku sekelompok dengan Reno. Dia adalah laki-laki yang setiap hari selalu membuatku tersenyum dan tertawa. Aku senang berteman dengannya. Kita saling kenal sejak pendaftaran mahasiswa baru. Perkenalannya pun begitu lucu. Waktu itu aku sedang mencari teman SMA ku yang juga mendaftar disini. Laki-laki. Setelah aku berkeliling kmapus selama 7 hari 7 malam akhirnya aku menemukannya, langsung saja aku tepuk pundaknya dari belakang tanpa basa basi aku langsung nyerocos mengomel ngalor ngidul karena aku telah membuang waktuku hanya untuk mencarinya. Tapi ternyata ketika orang yang ku tepuk pundaknya itu membalikkan badan ternyata itu bukan temanku melainkan oranglain. Malu. Tentu. Tapi ketika itu orang tersebut tak apa, ia malah memperkenalkan dirinya. Aku pun menyambutnya dengan baik walau masih saja ada perasaan malu di benakku. Aku memang tak begitu banyak mempunyai teman perempuan, kebanyakan temanku ialah laki-laki. Kalau bahasa jaman sekarang sih disebutnya tomboy­­­­— aku kadang menganalisa sendiri arti dari kata tomboy. Tomboy tersusun dari dua kata ‘tom’ dan ‘boy’. Tom ialah sebutan nama untuk hewan kucing di kartun tom and jerry sedangkan boy ialah anak laki-laki. Jadi kalau digabungkan kucing laki-laki?—hening..

          Hari demi hari pun berlalu dan tugas Wawancara pun selesai. Tepat pukul 5 sore disebuah cafe, aku dan Reno selesai menata hasil wawancara kami selama beberapa hari ini. “Fiuh..” Reno menghela napas. Aku hanya tertawa kecil. Sepertinya ia begitu lelah. “Bagaimana kalau setelah ini aku traktir kamu makan sate?” tawarku. “sate? Hahaha okeh!” serunya bersemangat. Dan beberapa menit kemudian kami berdua sampai di warung sate langgananku. Kami berdua langsung memilih tempat duduk yang enak. 

“sate dua puluh tusuk bang” pesanku.

“buset banyak amat? kamu gak makan sebulan ya? Haha” sahutnya disertai tertawa heran. Aku hanya tertawa kecil. Ketika kami menunggu pesanan datang, sesekali ku melirik handphone ku. Lirikan yang penuh harapan. Sudah lama tak ada pesan atau telfon dari Leon. Ku berharap nama Leon muncul disetiap deringan handphoneku. Namun hasilnya nihil.

“Kamu kenapa? Dari tadi ngelirik handphone mulu. Sekali-kali lirik muka ku kek lihat senyum manisku haha..” ucapnya. Aku yang mendengarnya terasa berbeda. Entah apa yang aku rasakan pada saat itu.

“Aku hanya ingat seseorang”jawabku. Reno hanya mengernyitkan dahinya. Pada saat itu juga pesanan sate pun datang. Reno langsung menyantap nya dengan lahap. 

“Seseorang? Siapa?” tanya nya, ia tak perduli sate yang masih ada didalam mulutnya yang ia kunyah dengan begitu cepat.

“Sahabat sejati. Tempat ini mengingatkanku akan dia. Namun sudah beberapa bulan ia tak menghubungiku. Aku penasaran. Apakah dia sudah melupakanku?” ceritaku. Aku dengan pelan mengambil satu tusuk sate dan ku kunyah dengan pelan sambil memikirkan Leon.

“Sahabat? Aku tau apa yang kamu rasakan. Mungkin dia sedang sibuk. Atau jaringan disana sedang mengalami gangguan?” sahutnya.

Aku menggelengkan kepalaku. Tiba-tiba aku berhenti mengunyah sateku. Aku menaruh tusukan sate tadi dan aku mencoba memandangi diri seorang Reno. Ku lihat dia yang begitu lahap memakan sate sama seperti Leon yang sekali makan sate ini selalu begitu lahap dan cepat. Sungguh sama!. Tak hanya itu aku memperhatikan bagian wajah Reno mulai dari mata, hidung, mulut, senyumnya sama persis seperti Leon. Entah kenapa aku baru menyadarinya sekarang. Reno yang selama ini berada disisi ku selalu menemaniku setiap hari ketika dikampus serta selalu memberikan hal-hal spesial yang tak terduga untukku. Semua itu sama seperti Leon. Aku melihat sosok Leon di dalam diri Reno. Apa ini pertanda kalau Reno lah pengganti dirimu, Leon?— aku melamun

Ketika itu juga tiba-tiba lamunanku buyar akan getaran handphone ku. Ku lihat siapa yang mengirim pesan singkat. Leon. Pada saat itu aku sangat bahagia. Aku dengan reflex menjerit sekerasnya hingga mengagetkan Reno yang sedang makan sate hehe.. “Leon sms” kataku kepada Reno. “Aku bilang juga apa, mungkin kemarin dia sibuk” katanya.. ku baca pesan singkatnya, namu ternyata isinya

“Maaf lama aku tak mengabarimu. Itu karena aku sedang mencoba menghilang darimu. Aku ingin tahu betapa pentingnya kabarku bagimu. Tapi sekarang aku muncul kembali. Namun, aku muncul kali ini hanya ingin memberitahumu. Dulu aku sempat berjanji sepulang dari luar negeri aku akan mengajak mu kesuatu tempat. Dan sepertinya janji itu tak bisa aku penuhi. Maaf. Karena, kedua orang tua ku sudah memutuskan dengan matang. Kami sekeluarga akan tinggal disini selamanya. Mungkin jika aku pulang ke Indonesia keluargaku mengganggap itu hanya sebuah liburan. Sekali lagi maafkan aku. Aku berharap kamu baik-baik saja disana. Terimakasih sudah menjadi sahabatku dan semoga kamu mempunyai sahabat lain sepertiku yang dapat menggantikan diriku”

Pesan singkat itu sungguh membuatku lemas tak berdaya. Beberapa bulan ia tak menghubungi ku ternyata itu sudah termasuk rencana dia. Dan janji dia yang dia berikan kepadaku kini bukan janji yang aku harapkan dan kutunggu melainkan janji yang membuat hatiku begitu sakit. Aku tertunduk lesu. Dengan lemas ku menyerahkan ponselku kepada Reno, menyuruh nya untuk membacanya. Dan sepertinya ia tahu apa yang sedang aku rasakan. Ia berhenti mengunyah sate nya. Ia berpindah tempat duduk, duduk dekat disampingku. Ia merangkul pundakku mencoba menenangkan diriku. Mungkin ini saatnya aku mengatakan sesuatu kepada Reno. Dengan perasaan masih terpukul dan disertai jari jemariku yang begitu lemas aku menatap kedua mata Reno dengan penuh harap.

“Sepertinya aku sudah menemukan pengganti seorang Leon untukku.” Kataku yang masih saja menatap Reno. Dia terlihat bingung. Seperti menunggu jawaban dariku siapa orang tersebut. Aku dengan serius berkata

“Kaulah pengganti dirinya” dengan tatap mata yang penuh harap dan tulus menatap seorang Reno. 

Ia membalas perkataanku dengan senyuman manisnya. Dan ia  menepuk pundak kananku dan berkata  “Kamu memang sahabatku. Aku selama ini sudah menganggapmu sebagai sahabat. Karena kau berbeda” jawabnya..

Komentar

  1. What is a casino site? - ChoEgoCasino.com
    A casino site for all types of games, slots, table games, 바카라 사이트 video poker, and 카지노 more. From 1xbet the comfort of your own home, to the thrill of a

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN "BUDAYA BANGSA BUDAYA KITA"

Cerpen Petikan Gitar