Cerpen Komedi

DUA DETEKTIF ‘PONGO’

          Jono dan Joni. Yaa! Mereka berdua saudara kembar tapi beda. Berbeda? Tentu saja. Karena mereka mempunyai sifat dan sikap yang berbeda. Jono, ia mempunyai sifat menyebalkan, cerewet, ceroboh dan jago ngelawak. Sedangkan Joni, ia mempunyai sifat baik ( kadang sih) , ramah, cerdas dan misterius. Mereka berdua mempunyai cita-cita yang sama. Menjadi Detektif!!. Sontak hal itu membuat kedua orang tua nya bingung akan cita-cita kedua anaknya itu. Mereka tak percaya jika anaknya akan berhasil dengan apa yang mereka inginkan. Namun, Jono dan Joni tidak pernah menyerah mereka selalu optimis akan cita-cita nya itu. Setiap hari mereka tak henti-henti nya berkhayal menjadi sang Detektif handal. Hingga akhirnya mereka bertekad kalau suatu saat nanti mereka pasti bisa memecahkan suatu misi yang hebat dan setelah itu di wawancari oleh banyak wartawan layaknya artis hollywod terkenal seperti sule sutisna.

“Suatu saat nanti pasti kita akan mendapatkan misi yang begitu hebat!” celetuk Jono sambil menepuk pundak Joni.

“Benar!” jawab Joni

“Suatu saat nanti kita pasti bisa menjadi seorang Detektif yang handal” kata Jono lagi

“Benar!” jawab Joni

“Suatu saat nanti kita pasti di wawancari oleh para wartawan televisi atas keberhasilan kita” kata Jono

“Benar!” Jawab Joni

“Kenapa kamu Cuma menjawab benar-benar saja dari tadi sih Jon?” Kesal Jono

“Hahaha lalu aku harus jawab apa? Jawab salah? Kan gak nyambung” balas Joni
Jono hanya tertawa.

            Suatu hari di taman kota terlihat seorang perempuan yang misterius. Ia membawa tas hitam entah apa yang ada didalamnya. Perempuan tersebut nampak sedang menunggu kedatangan seseorang. Namun ketika itu juga ada dua anak perempuan yang melihat perempuan misterius itu.

“Lihat deh! Penampilannya nampak misterius” kata anak perempuan itu yang bernama Senja

“Mana sih?” jawab Oliv temannya yang sedang celingukan mencari orang yang ditunjuk Senja

“Yaelah ituu kamu hadapnya jangan ke kanan mulu itu hadap ke kiri deh!” ujar Senja

“Ehiya! Penampilannya sangat mencurigakan! Siapakah dia? Jeng jeng!” jawab Oliv

“Penampilannya rapi, membawa tas hitam seperti sedang menunggu seseorang. Ciri-ciri itu persis seperti pengedar….” Kata Senja terputus

“NARKOBA!” Celetuk Oliv denga kerasnya. Senja langsung memberikan kode kepada Oliv supaya tidak keras-keras suaranya.

“Gimana kalau kita duduknya lebih mendekat di sampingnya? Tapi jangan dekat-dekat amat.” Usul Oliv.

“Okeh fix!” sahut Senja.

Mereka berdua pun berpindah tempat duduk supaya bisa duduk lebih dekat dengan sang perempuan misterius tersebut. Namun ketika mereka sedang berjalan untuk pindah posisi duduk mereka tak sengaja mendengar perkataan sang perempuan misterius tersebut. Mereka pun berhenti sebentar.

“Kok sepi yaa? Mana ini belum laku terjual lagi. Nanti bisa-bisa dimarahin oleh bos besar” katanya

“Bos besar?” tanya Senja dengan nada lirih.

“Tuhkan bener dia itu pengedar Narkobaa!! Ini ini gak bisa dibiarin. Kita harus lapor ke pihak yang berwajib sekarang juga” kata Oliv lalu menarik tangan Senja untuk menjauh lagi dari tempat duduk sang perempuan misterius itu.

“Pihak berwajib? Emang kita mau lapor ke siapa Liv?” tanya Senja

“Dua detektif Pongo!!” sahut Oliv dengan nada semangat

“si Jono dan Joni? Anaknya ibu dewi? Yang katanya kembar tapi beda? Yaelah kenapa gak lapor ke Pak RT aja?” kata Senja

“Pak RT kelamaan. Ssst diam aku mau nelfon mereka dulu. Bintang satu dua tiga pagar”

            Suara handphone Jono berbunyi. Jono pun mengangkat telfon dari Oliv.

“Yaa 123 disini Detektif Jono ganti…”

“Hallo saya Oliv, saya ada Misi buat kalian.”

“Misi?” jawab Jono sok serius.

“Ada seorang pengedar narkoba di taman kota dekat pasar pagi samping bank Indonesia dan depan kecamatan kota. Sekarang juga!” Oliv lalu menutup telfonnya. Tut tut tut tut..

“Hallo? Mbaa? Hallo? Pulsanya habis yo mba? Hallo?” kata Jono

“Udah dimatiin dari sono nya keles! Yaudah ayo kita pecahkan misi itu.” kata Joni.

Jono dan Joni bergegas pergi menuju tempat kejadian peristiwa. Sedangkan Senja dan Oliv ia menunggu di taman kota memperhatikan gerak gerik perempuan misterius tersebut, Sesampainya di tempat kejadian.

“Hei Dua Detektif Pongo?!!” panggil Oliv. Jono dan Joni langsung berdiri tegap di depan Senja dan Oliv.

“Ada misi untuk kalian. Coba selidiki siapa perempuan itu sebenarnya!” perintah Oliv.

“Tapi apakah nanti kita akan diberi komisi Mba? Hahaha” ujar Jono

“Jono jangan gitu deh! Malu-malu in harga diri saja. Masa detektif meminta komisi? Itu mah namanya bukan 
Detektif”ujar Joni kesal terhadap Jono

“Udahh kalian nunggu apalagi cepat selidiki dia! “ perintah Senja

            Jono dan Joni berpura-pura duduk disebelah perempuan misterius itu. dan mencoba mengajaknya mengobrol.

“Lagi ngapain mba?”tanya Jono

“Lagi duduk” jawabnya

“Itu bawa apaan mba?” tanya Joni

“Oh ini sesuatu yang mempunyai rasa manis. Yang bisa membuat orang ingin sekali memakannya terus” jawabnya

Jono dan Joni saling bertatapan. Mereka mempunyai feeling yang kuat dan pendapat yang sama kalau mba mba itu memang benar pengedar narkoba.

“Kalian berdua mau mencobanya? Beli dua gratis satu beli satu gratis dua mas” katanya
Jono dan Joni saling bertatapan lagi.

“Mba pengedar narkoba?” Tanya Jono langsung asal celetuk. Perempuan itu kaget dan hanya tertawa mendengar perkataan Jono.

“Kok ketawa mba? Apa ada yang salah dari mukaku? Kalau ada ngomong aja mba” kata Jono. Joni hanya bisa mengernyitkan dahinya melihat tingkah sodaranya.

“Emangnya penampilan saya ini seperti pengedar narkoba?” tanya mba mba itu.
Jono dan Joni memperhatikan penampilan perempuan itu dengan begitu serius.

“Sepertinya mba mba ini orang baik” ujar Joni

“Ah kamu jangan suka mendefinisikan sendiri deh! Siapa tau ini orang berpenampilan rapi hanya untuk alasan saja” kata Jono.

“Tumben pinter lu bro” sahut Joni.

            Tak lama kemudian perempuan itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan akan diberikan untuk Jono dan Joni.

“Saya ada sesuatu buat kalian” sambil menyerahkan sesuatu yang diberikan. Jono dan Joni pun menerimanya lalu membukanya. Disisi lain Senja dan Oliv melihat Jono dan Joni menerima barang dari orang misterius itu.

“Kok mereka menerima barang pemberian perempuan misterius itu?” tanya Oliv.

“Mungkin mereka Cuma ingin mengecek”

Deg deg deg.. hati mereka sangat berdetak kencang! Dan ternyata isi dari sesuatu itu hanyalah permen-permen kecil yang akan dijual.

“Kok permen mba?” bingung Jono.

“Iyaa saya itu jualan permen untuk anak-anak mas, tapi kok sepertinya hari ini dari tadi tidak ada anak-anak yang bermain ditaman kota ini. Kemana anak-anak nya yaa mas?” tanya mba mba itu

“Yaampun ternyata mba penjual permen? Ngomong dong mba daritadi kalau gini caraya tadi kita gak mengintrogasi mba dengan begitu seriusnya. “ kata Joni

“Yaelah kenapa sih selagi ada Misi pasti Misi itu ujung-ujungnya cuman hal sepele. Aku itu pengennya misi yang hebat!” celetuk Jono.


“Ntar kapan-kapan pasti kita dapat misi yang hebat” ujar Joni.

“Udah yaa mas saya mau keliling kompleks dulu, udah mau sore soalnya”
Jono dan Joni mempersilahkan perempuan itu pergi. Senja dan Oliv menghampiri Jono dan Joni.

“Kenapa perempuan itu pergi kenapa gak kalian tangkap terus diserahkan ke pihak yang berwajib sih?” tanya Senja

“Dia itu Cuma penjual permen keles. Kalau mau ngasih misi yang jelas dong di perhatiin dulu secara detail siapa dia sebenarnyaa” kesal Jono.
Ketika mereka sedang mengobrol Oliv yang sedari tadi sedang asik dengan gadgetnya secara tiba-tiba berteriak keras.

“Kenapa lo bro? teriaknya gak usah keras-keras gitu juga keles” kata Joni

“Yaampun nih lihat! Perempuan tadiiii.. perempuan tadii itu pengedar narkoba beneran!! Coba deh baca! Dia lagi jadi buronan polisi” kata Oliv memperlihatkan berita itu ke Jono, Joni dan Senja. Mereka bertiga pun tepuk jidat secara serempak.

“Ahhh yaampun dasar kalian emang bener-bener Dua Detektif Pongo” ujar Oliv.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN "BUDAYA BANGSA BUDAYA KITA"

Cerpen Petikan Gitar

CERPEN "PENGGANTI DIRINYA"