Cerpen Komedi
DUA
DETEKTIF ‘PONGO’
Jono dan Joni. Yaa! Mereka berdua
saudara kembar tapi beda. Berbeda? Tentu saja. Karena mereka mempunyai sifat
dan sikap yang berbeda. Jono, ia mempunyai sifat menyebalkan, cerewet, ceroboh
dan jago ngelawak. Sedangkan Joni, ia mempunyai sifat baik ( kadang sih) , ramah, cerdas dan misterius. Mereka berdua
mempunyai cita-cita yang sama. Menjadi Detektif!!. Sontak hal itu membuat kedua
orang tua nya bingung akan cita-cita kedua anaknya itu. Mereka tak percaya jika
anaknya akan berhasil dengan apa yang mereka inginkan. Namun, Jono dan Joni
tidak pernah menyerah mereka selalu optimis akan cita-cita nya itu. Setiap hari
mereka tak henti-henti nya berkhayal menjadi sang Detektif handal. Hingga
akhirnya mereka bertekad kalau suatu saat nanti mereka pasti bisa memecahkan suatu
misi yang hebat dan setelah itu di wawancari oleh banyak wartawan layaknya artis hollywod terkenal seperti sule sutisna.
“Suatu saat nanti pasti
kita akan mendapatkan misi yang begitu hebat!” celetuk Jono sambil menepuk
pundak Joni.
“Benar!” jawab Joni
“Suatu saat nanti kita
pasti bisa menjadi seorang Detektif yang handal” kata Jono lagi
“Benar!” jawab Joni
“Suatu saat nanti kita
pasti di wawancari oleh para wartawan televisi atas keberhasilan kita” kata
Jono
“Benar!” Jawab Joni
“Kenapa kamu Cuma menjawab
benar-benar saja dari tadi sih Jon?” Kesal Jono
“Hahaha lalu aku harus
jawab apa? Jawab salah? Kan gak nyambung” balas Joni
Jono hanya tertawa.
Suatu hari di taman kota terlihat seorang perempuan yang
misterius. Ia membawa tas hitam entah apa yang ada didalamnya. Perempuan
tersebut nampak sedang menunggu kedatangan seseorang. Namun ketika itu juga ada
dua anak perempuan yang melihat perempuan misterius itu.
“Lihat deh! Penampilannya
nampak misterius” kata anak perempuan itu yang bernama Senja
“Mana sih?” jawab Oliv
temannya yang sedang celingukan mencari orang yang ditunjuk Senja
“Yaelah ituu kamu hadapnya
jangan ke kanan mulu itu hadap ke kiri deh!” ujar Senja
“Ehiya! Penampilannya
sangat mencurigakan! Siapakah dia? Jeng jeng!” jawab Oliv
“Penampilannya rapi,
membawa tas hitam seperti sedang menunggu seseorang. Ciri-ciri itu persis
seperti pengedar….” Kata Senja terputus
“NARKOBA!” Celetuk Oliv
denga kerasnya. Senja langsung memberikan kode kepada Oliv supaya tidak
keras-keras suaranya.
“Gimana kalau kita duduknya
lebih mendekat di sampingnya? Tapi jangan dekat-dekat amat.” Usul Oliv.
“Okeh fix!” sahut
Senja.
Mereka berdua pun berpindah
tempat duduk supaya bisa duduk lebih dekat dengan sang perempuan misterius
tersebut. Namun ketika mereka sedang berjalan untuk pindah posisi duduk mereka
tak sengaja mendengar perkataan sang perempuan misterius tersebut. Mereka pun
berhenti sebentar.
“Kok sepi yaa? Mana ini
belum laku terjual lagi. Nanti bisa-bisa dimarahin oleh bos besar” katanya
“Bos besar?” tanya
Senja dengan nada lirih.
“Tuhkan bener dia itu
pengedar Narkobaa!! Ini ini gak bisa dibiarin. Kita harus lapor ke pihak yang
berwajib sekarang juga” kata Oliv lalu menarik tangan Senja untuk menjauh lagi
dari tempat duduk sang perempuan misterius itu.
“Pihak berwajib? Emang kita
mau lapor ke siapa Liv?” tanya Senja
“Dua detektif Pongo!!” sahut
Oliv dengan nada semangat
“si Jono dan Joni? Anaknya
ibu dewi? Yang katanya kembar tapi beda? Yaelah kenapa gak lapor ke Pak RT aja?”
kata Senja
“Pak RT kelamaan. Ssst diam
aku mau nelfon mereka dulu. Bintang satu dua tiga pagar”
Suara handphone Jono berbunyi. Jono pun mengangkat telfon
dari Oliv.
“Yaa 123 disini
Detektif Jono ganti…”
“Hallo saya Oliv, saya
ada Misi buat kalian.”
“Misi?” jawab Jono sok
serius.
“Ada seorang pengedar
narkoba di taman kota dekat pasar pagi samping bank Indonesia dan depan
kecamatan kota. Sekarang juga!” Oliv lalu menutup telfonnya. Tut tut tut tut..
“Hallo? Mbaa? Hallo? Pulsanya
habis yo mba? Hallo?” kata Jono
“Udah dimatiin dari
sono nya keles! Yaudah ayo kita pecahkan misi itu.” kata Joni.
Jono dan Joni bergegas
pergi menuju tempat kejadian peristiwa. Sedangkan Senja dan Oliv ia menunggu di
taman kota memperhatikan gerak gerik perempuan misterius tersebut, Sesampainya
di tempat kejadian.
“Hei Dua Detektif
Pongo?!!” panggil Oliv. Jono dan Joni langsung berdiri tegap di depan Senja dan
Oliv.
“Ada misi untuk kalian.
Coba selidiki siapa perempuan itu sebenarnya!” perintah Oliv.
“Tapi apakah nanti kita
akan diberi komisi Mba? Hahaha” ujar Jono
“Jono jangan gitu deh! Malu-malu
in harga diri saja. Masa detektif meminta komisi? Itu mah namanya bukan
Detektif”ujar Joni kesal terhadap Jono
“Udahh kalian nunggu
apalagi cepat selidiki dia! “ perintah Senja
Jono dan Joni berpura-pura duduk disebelah perempuan
misterius itu. dan mencoba mengajaknya mengobrol.
“Lagi ngapain mba?”tanya
Jono
“Lagi duduk” jawabnya
“Itu bawa apaan mba?”
tanya Joni
“Oh ini sesuatu yang
mempunyai rasa manis. Yang bisa membuat orang ingin sekali memakannya terus”
jawabnya
Jono dan Joni saling
bertatapan. Mereka mempunyai feeling yang kuat dan pendapat yang sama kalau mba
mba itu memang benar pengedar narkoba.
“Kalian berdua mau
mencobanya? Beli dua gratis satu beli satu gratis dua mas” katanya
Jono dan Joni saling
bertatapan lagi.
“Mba pengedar narkoba?”
Tanya Jono langsung asal celetuk. Perempuan itu kaget dan hanya tertawa
mendengar perkataan Jono.
“Kok ketawa mba? Apa ada
yang salah dari mukaku? Kalau ada ngomong aja mba” kata Jono. Joni hanya bisa
mengernyitkan dahinya melihat tingkah sodaranya.
“Emangnya penampilan
saya ini seperti pengedar narkoba?” tanya mba mba itu.
Jono dan Joni
memperhatikan penampilan perempuan itu dengan begitu serius.
“Sepertinya mba mba ini
orang baik” ujar Joni
“Ah kamu jangan suka
mendefinisikan sendiri deh! Siapa tau ini orang berpenampilan rapi hanya untuk
alasan saja” kata Jono.
“Tumben pinter lu bro”
sahut Joni.
Tak lama kemudian perempuan itu mengeluarkan sesuatu dari
dalam tasnya dan akan diberikan untuk Jono dan Joni.
“Saya ada sesuatu buat
kalian” sambil menyerahkan sesuatu yang diberikan. Jono dan Joni pun
menerimanya lalu membukanya. Disisi lain Senja dan Oliv melihat Jono dan Joni
menerima barang dari orang misterius itu.
“Kok mereka menerima
barang pemberian perempuan misterius itu?” tanya Oliv.
“Mungkin mereka Cuma ingin
mengecek”
Deg deg deg.. hati
mereka sangat berdetak kencang! Dan ternyata isi dari sesuatu itu hanyalah
permen-permen kecil yang akan dijual.
“Kok permen mba?”
bingung Jono.
“Iyaa saya itu jualan
permen untuk anak-anak mas, tapi kok sepertinya hari ini dari tadi tidak ada
anak-anak yang bermain ditaman kota ini. Kemana anak-anak nya yaa mas?” tanya
mba mba itu
“Yaampun ternyata mba penjual
permen? Ngomong dong mba daritadi kalau gini caraya tadi kita gak mengintrogasi
mba dengan begitu seriusnya. “ kata Joni
“Yaelah kenapa sih
selagi ada Misi pasti Misi itu ujung-ujungnya cuman hal sepele. Aku itu
pengennya misi yang hebat!” celetuk Jono.
“Ntar kapan-kapan pasti
kita dapat misi yang hebat” ujar Joni.
“Udah yaa mas saya mau
keliling kompleks dulu, udah mau sore soalnya”
Jono dan Joni
mempersilahkan perempuan itu pergi. Senja dan Oliv menghampiri Jono dan Joni.
“Kenapa perempuan itu
pergi kenapa gak kalian tangkap terus diserahkan ke pihak yang berwajib sih?”
tanya Senja
“Dia itu Cuma penjual
permen keles. Kalau mau ngasih misi yang jelas dong di perhatiin dulu secara
detail siapa dia sebenarnyaa” kesal Jono.
Ketika mereka sedang
mengobrol Oliv yang sedari tadi sedang asik dengan gadgetnya secara tiba-tiba
berteriak keras.
“Kenapa lo bro?
teriaknya gak usah keras-keras gitu juga keles” kata Joni
“Yaampun nih lihat! Perempuan
tadiiii.. perempuan tadii itu pengedar narkoba beneran!! Coba deh baca! Dia lagi
jadi buronan polisi” kata Oliv memperlihatkan berita itu ke Jono, Joni dan
Senja. Mereka bertiga pun tepuk jidat secara serempak.
“Ahhh yaampun dasar
kalian emang bener-bener Dua Detektif Pongo” ujar Oliv.
Komentar
Posting Komentar