Cerpen 'Cinta Dalam Diam' -Kompetisi Menulis #JCDD2 Dwitasari

CINTA DALAM DIAM
            “Kau terindah kan selalu terindah.. aku bisa apa tuk memilikimu.. kau terindah kan selalu terindah harus bagaimana ku mengungkapkannya.. kau pemilik hatiku..”

            Suara merdu nya disertai alunan music jazz yang mengiringinya selalu terngiang-ngiang ditelingaku. Ya! Kini entah mengapa aku selalu ingat dirinya ketika ia menyanyikan sebuah lagu ‘Armada band - Pemilik Hati’ pada acara pentas seni kegiatan akhir semester sekaligus perpisahan kelas 12 tadi malam. Aku tak percaya penampilannya sungguh memukau. Suaranya pun tidak diherankan lagi. Ditambah paras nya yang tinggi, putih, hidung mancung, sedikit keturunan arab disertai pakaian kemeja putih yang dipakainya menambah penampilannya semakin perfect!! Raka namanya.
………….
Ya! Jujur, aku telah memendam perasaan kepada Raka sudah lama sekali. Diawali pada saat pertama masuk sekolah dan pembagian kelas 11. Pada saat itu aku pertama kali nya melihat seorang Raka yang dengan santai dan sopannya sedang duduk berkumpul bersama teman-temannya. Di situ aku entah kenapa tiba-tiba sebuah kalimat terlintas dibenakku.

“Semoga dia satu kelas denganku”

Lalu aku pun tersadar. Mengapa aku berharap seperti itu? ah aku ini sekali melihat laki-laki yang menawan saja langsung terpesona. Tapi entah mengapa kali ini berbeda! Aku merasakan ada yang berbeda dari dirinya, ia berbeda dari murid-murid yang lain bahkan berbeda dari beberapa laki-laki yang sudah pernah aku sukai hihihi. Mungkin ini hanya firasatku saja. Aku pun juga bingung dengan firasatku ini. Tak lama kemudian lembaran kertas yang berisikan nama-nama siswa-siswi untuk pembagian kelas telah dipasang di madding. Dan ketika aku melihat satu persatu akhirnya aku temukan namaku dikelas yang aku inginkan yaitu jurusan IPA 1. Rania Putri. Iya! Itulah namaku.

Tapi.. kamu tau? Ternyata nama yang berada diatasku itu adalah Raka Hermawan!. Aku dengan bahagianya tertawa-tawa tidak jelas didepan umum sambil berkata “sudah ku duga”.

 Jujur, aku sangat malu pada saat itu namun mau bagaimana lagi? Aku pada saat itu sangat bahagia, karena ternyata harapanku terkabulkan. Tak lama kemudian jam masuk pun tiba, semua siswa-siswi masuk kekelas masing-masing yang sudah dibagikan. Aku mendapat tempat duduk pada baris ke dua kolom ke dua. Sedangkan Raka? Dia duduk tepat dibelakang tempat dudukku. Perasaan bahagia pada hari itu semakin menjadi saja. Dan kamu tau? Ditambah lagi..

“Hai namaku Raka Hermawan, panggil saja Raka” katanya sambil menjulurkan telapak tangan kanannya untuk mengajakku bersalaman sebagai tanda perkenalannya.

Akupun membalas nya dengan bersalaman juga disertai senyum manisku hihihi.

“Namaku Raina Putri, panggil saja Raina. Salam kenal” kata ku sedikit agak gugup. Raka hanya membalas dengan senyuman manisnya.

Dan wrrrr~ hati ini berasa seperti habis di simpan didalam lemari es lalu dipanaskan ditengah teriknya matahari ketika melihat senyum manisnya.

            Nah begitu cerita awalnya kenapa aku memendam perasaan kepada Raka sampai sekarang ini. Aku dan dia satu kelas tetapi kita berdua jarang sekali mengobrol. Palingan kita mengobrol ketika disuruh untuk membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas. Disitulah kita berdua dapat saling mengobrol bahkan berdebat mengenai pendapat pokoknya seru! Tapi kalau diluar kerja kelompok atau bisa dibilang jam-jam biasalah yaa , aku dan dia itu tidak pernah ngobrol secara langsung dalam arti ‘face to face’. Aku dan dia hanya akrab dalam media komunikasi aplikasi saat ini yang biasa disebut dengan blackberry massanger  (Bbm). Padahal aku ingin sekali berbicara secara tatap muka, namun kaki ini sangat sulit untuk melangkah menghampiri Raka bahkan mulut ini pun sangat sulit hanya sekedar untuk memanggil namanya. Ah! Paling sekali kita berpapasan atau duduk bersebelahan di depan kelas ketika sedang jam pelajaran kosong kita berdua hanya diam. Tidak ada suara mengobrol diantara kita. Sungguh menyakitkan! Aku ingin sekali memulai duluan menegur dia duluan, tapi entah mengapa semua itu begitu sulit! Lebih sulit dari soal matematika. Errr~
Itu sungguh hal yang paling menyakitkan bagiku, Tetapi pada suatu hari aku pun mencoba bertanya kepada dia mengenai tugas sekolah yang aku bingung mau mengerjakannya bagaimana karena aku belum paham. Sungguh! Ini pertama kalinya aku ngomong langsung ke Raka. Dan hasilnya pun..

“Rak.. rak.. raka ak.. aku mau tanya mengenai tugas sains” kataku disertai ekspresi gugup dan telapak tangan yang dingin sambil membalik-balikkan buku sains mencari tugas yang bagi diriku aku belum paham. Halaman yang dicari pun ketemu.

“Ohh ini.. jadii gini… “ Raka pun menjelaskan secara detail mengenai tugas itu dengan baik dan jelas sambil memainkan pensilnya diatas buku sain milikku.

Dalam benakku berkata “Ternyata Raka orangnya asik juga tak hanya asik dalam bbm saja tapi dalam dunia nyata juga. hihihi. Dia juga cerdas! Ah! Aku jadi semakin kagum kepadanya”

“Bagaimana? Sudah paham kan? Yasudah aku tinggal dulu yaa aku mau ke kantin” katanya lalu pergi meninggalkanku dengan meninggalkan bekas coret-coretan pensilnya di buku sainsku. Aku hanya mengangguk dan memperhatikan Raka berjalan keluar kelas sambil tertawa kecil.

“Ah andai saja kamu tau perasaanku selama ini Raka.”

Kata-kata itu selalu terbesit dalam benakku setiap aku merasa kagum kepada seorang Raka Hermawan. Namu itu tak mungkin terjadi. Aku tak mungkin bisa memiliki Raka seutuhnya, karena sampai kapanpun Raka tidak akan tau bagaimana perasaanku ini kepadanya selama ini.

            Sampai pada suatu hari ketika pulang sekolah dijalan tiba-tiba rantai sepedaku lepas, dan disitu sepi sekali tidak ada kendaraan lewat akhirnya terpaksa aku benarkan sendiri. Tapi, untung saja ada yang mau membantuku. Iya dialah Raka.

“Ada masalah apa dengan sepedamu itu?”tanya nya

“Ini rantai sepedaku lepas.” Jawabku lirih

Tanpa basa basi Raka langsung mendekati rantai sepedaku dan ternyata..

“Sini biar aku saja yang membenarkannya. Kamu duduk saja disitu istirahat.”katanya dan langsung memulai membenarkan rantai sepedaku.

Kalian tau perasaanku pada saat itu? Ya pasti tau! Bahagia. Tapi tak hanya bahagia saja, aku juga tak menyangka Raka mau membantuku. Padahal dikelas kita seperti orang tidak saling kenal terkecuali kalau disuruh kerja kelompok. Aku memandangi dan memperhatikan Raka yang sedang sibuk membenarkan rantai sepedaku, ditemani dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi serta udara sejuk yang diberikan oleh pepohonan disekitar membuat suasana menjadi indah dan nyaman. Tak beberapa lama kemudian, Raka sudah selesai membenarkan rantai sepedaku dan mungkin dia lupa atau bagaimana padahal tangannya kotor tapi ia malah mengelap keringatnya alhasil muka dia hitam seperti rantaiku hihihi. Tanpa basa basi aku langsung mengambil sapu tanganku dari dalam tasku dan aku serahkan kepada Raka.

“Buat apa ini?” tanya nya sambil menerima sapu tanganku

“Hahaha itu muka kamu, muka kamu cemong!” kataku sambil tertawa

“Hah? Masa sih? Hehehe.. iya makasih yaa sapu tangannya” katanya sambil tertawa kecil dan langsung membersihkan mukanya yang cemong itu.

Tapi ketika aku melihat jam yang ada ditangan kiriku tak terasa jam sudah menunjuk pukul 3 sore, aku sudah telat untuk berangkat les! Aku pun buru-buru menaiki sepedaku dan meninggalkan Raka, tapi sebelum itu..

“Hei mau kemana kamu?”tanyanya spontan, karena aku sudah terburu-buru untuk menaiki sepedaku

“Aku sudah telat berangkat les.. aku pulang dulu” Akupun langsung menggoes sepedaku

“Lalu sapu tangannyaaaa??!!”teriak Raka keras

“Pegang kamu sajaa” jawabku juga agak keras.

            Malam itu aku sangat bahagia karena akhir-akhir ini aku sudah bisa akrab dengan Raka. Entah ruh apa yang memasuki diriku ini sehingga aku bisa berani mengobrol dengan Raka hihihi.
Langsung saja ku hubungi dia melalui bbm seperti biasa.

“Makasih sudah membantuku tadi siang yaa! Hihihi”

Itu pesan yang aku kirim ke dia, namun tak seperti biasanya. Kali ini bm dari ku hanya di D tidak di R! hohoho seperti salahsatu lagunya boyband Indonesia yang lagi booming-boomingnya disukai para remaja. Ya! Seperti ini lagunya, ‘kenapa D lagi D lagi D lagi kok gak R R, R R’

Aku galau, aku kecewa, aku sedih! Padahal aku sangat berharap sekali dia bisa membalas bm ku seperti biasanya tapi ini? Ah tidak aku tidak boleh berfikir yang aneh-aneh, mungkin saja dia sedang sibuk. Aku hanya bisa berpositif thinking saja pada saat itu. Sampai keesokkan harinya disekolah..

“Ini sapu tangan mu. Terimakasih yaa” katanya sambil menyerahkan sapu tangan ku. Entah kenapa bukannya dibalas dengan ramah juga aku malah menerima sapu tangan itu dengan cuek dan membalasnya dengan “Iya” aku hanya meng-‘iya-kan kata-kata Raka, dan langsung meninggalkan dia. Aku pergi ketempat yang biasa aku suka disekolah, taman belakang sekolah. Disinilah tempat dimana aku biasa menyendiri dikala aku sedang sedih ketika disekolah. Aku bingung! Aku bingung dengan perasaan ku ini. Aku bukan siapa-siapa nya Raka, aku hanya sekedar teman tapi kenapa hanya masalah bm ku tidak dibalas aku langsung kecewa seperti ini. Kenapa?

            Seketika lamunanku buyar karena aku tiba-tiba mengingat sesuatu. Ya!

“Bukankah besok adalah hari special Raka? Besok Raka ulang tahun. Iya!” kataku dengan semangat. Tapi tiba-tiba aku langsung down .

“Ah ngapain aku bahagia seperti ini, kalau Raka ulang tahun memangnya aku harus apa? Harus memberinya dia kado istimewah gitu? Hmm.. aku kan bukan siapa-siapanya.” Aku pun bingung akhirnya aku beranjak dari kursi taman dan pergi ke kelas untuk menemui sahabatku.

“Ah aku tanya kepada Nadia saja, barangkali dia bisa memberiku solusi. Lagian dia sudah tau kalau selama ini aku menyukai Raka. Nadia memang satu-satunya orang yang tau mengenai alur cerita kagum ku kepada Raka.

Ketika dikelas, aku menceritakan semuanya kepada Nadia.

“Ciyee segitunya yaa kamu kagum sama dia? Sampai-sampai kamu tau juga tanggal specialnya dia? Hahaha” ledek Nadia
Aku pun kesal, sudah ku duga pasti Nadia akan meledekku. Aku hanya bisa diam sambil memasang muka cemberut.

“Yaudah kalau kamu ingin sekali memberinya kado silahkan saja.. toh kamu sekarang ini kan Cuma status teman. Bukan apa-apa. Ngapain gengsi gitu buat ngasih kado kedia. Ia sih memang kita sebagai perempuan gengsi untuk memulai duluan, tapi apa salahnya kan kalau kamu memberinya dia kado? Siapa tau dia bisa peka sama perasaanmu hahaha supaya kamu tidak larut dalam jatuh cinta diam-diam.”

Aku terdiam sejenak.

“Gimana solusiku? Hehehe” kata Nadia

“Hmm.. benar juga kata kamu Nad. Yasudah berarti aku nanti akan memberinya dia kado. Tapi kadonya apa yaa Nad?”

“Gitu aja kok repot, kasih aja dia kue buatanmu. Kamu kan jago banget buat kue.” Usul Nadia

“Kue? Hmm okeh! Terimakasih solusimu dan idemu itu Nad hehehe. Ohiya tadi arti dari Jatuh cinta diam-diam apaan?” tanya ku yang bener-bener tidak tau mengenai jatuh cinta diam-diam

“Makanya jangan cuman pelajaran dan kue aja yang kamu urusin pengetahuan mengenai percintaan juga kamu harus tau. Soalnya sekarang ini itu lagi booming-boomingnya sama yang namanya PHP! Pemberi Harapan Palsu.”kata Nadia serius

“Oh PHP , iya kalau itu aku mah tau!” kataku sambil menganggukan kepalaku.

Nadia hanya tersenyum.

            Sepulang sekolah aku langsung belanja bahan-bahan untuk membuat kue di supermarket. Malamnya aku langsung membuat kue itu. Tak lama kemudian kue yang aku buat untuk Raka pun sudah jadi. Aku masukkan kue itu kedalam kotak yang sudah aku hias sendiri dengan kertas kado berwarna biru dan putih. Karena aku tau Raka itu suka warna biru dan putih. Darimana aku tau? Aku sering memperhatikan dia memakai baju, celana, tas, topi dan sebagainya yang berwarna biru  atau putih. Akhirnya kue itu sudah selesai aku masukkan ke kotak tinggal besok aku berikan ke Raka. Aku sangat tidak sabar untuk menunggu besok. Aku tidak sabar melihat ekspresi Raka ketika mencoba kue buatanku.
Keesokkan harinya, disekolah ketika aku baru berangkat dan memasuki kelas. Kelas sudah ramai banyak anak-anak yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Raka. “Ah mungkin aku memberikan kue ini nanti saja pada waktu istirahat, soalnya kalau sekarang nanti dikira apaan. Hmm yasudahlah.”

Ketika jam istirahat tiba dikelas sepi hanya ada aku yang ingin memberikan kue ini dengan Raka yang sedang sibuk menulis tugas fisika. Tapi tak sengaja ketika aku akan mengambil kotak kado yang berisi kue dari dalam tasku, aku melihat sebuah kertas yang sudah digulung-gulung yang jatuh dari laci Nadia. Aku pun mengambilnya dan berniat untuk membuangnya ke tempat sampah sebelum aku memberikan kado ke Raka. Tapi, ketika aku sudah berada didepan kelas untuk membuang kertas itu aku melihat satu huruf di gulungan kertas Nadia itu. R. Ya! Itu huruf yang tertulis dalam kertas itu, aku pun menjadi penasaran dengan apa isi tulisan yang ada dikertas itu. Akhirnya aku buka pelan-pelan dan ternyata, dalam kertas itu tertulis jelas tulisan Nadia dengan kalimat ..



“R – A – K – A = Raka hihihi Happy Birthday yaaa! (emoticon titik dua bintang)”

Nadia? Aku disitu langsung terpukul dan kecewa. Apa maksud dari tulisan Nadia ini? Dia ingin mengucapkan selamat kepada Raka tapi kenapa ada emoticon seperti ini? Ah! Aku tidak boleh berfikiran negative terlebih dahulu kepada sahabatku ini. Mungkin saja dia hanya bercanda. Tapi kenapa kertas ini ia gulung-gulung disertai coretan yang justru menghalangi tulisan itu? Ah sudahlah lebih baik aku masuk ke kelas lagi dan memberikan kado kue itu ke Raka. Tapi ketika aku masuk lagi kedalam kelas, Raka sudah tidak ada di bangkunya. Aku mulai merasa kecewa dengan diriku ini. ‘kenapa sih tidak dari tadi saja aku memberikan kue ini?’ Pasti Raka menyusul teman-temannya dikantin. Tak mungkin aku menghampiri dia yang sedang berkumpul dengan teman-temannya itu sambil memberikan kue ini ke dia. Nanti malah disangkanya aku ada apa-apa sama Raka. Hmm.. iyasih memang aku pernah berharap bisa menjalin sebuah hubungan special dengan Raka. Ah terpaksa aku menunda memberikan kue ini lagi kepada Raka, mungkin sepulang sekolah lebih baik.

            Tak lama kemudian jam pulang sekolah pun tiba, aku yang sedang sibuk menata buku-buku untuk dimasukkan kedalam tasnya tiba-tiba Nadia bepamitan pulang duluan terlebih dahulu dengan sikapnya yang terburu-buru tidak seperti biasanya. Raka pun sudah tidak terlihat didalam kelas, ia sudah keluar terlebih dahulu. Aku pun buru-buru keluar dari kelas dan mencari Raka. Sudah kesana kesini aku mencari Raka tapi tidak ketemu juga dan akhirnya aku istirahat terlebih dahulu dikantin. Ketika aku sedang beristirahat dikantin aku melihat seorang Nadia sedang jalan berdua dengan seorang laki-laki. Bukannya Nadia sudah pamit kepadaku untuk pulang duluan? Kenapa dia masih ada disekolah? Dan siapa laki-laki yang bersama Nadia itu? itulah pertanyaan yang tumbuh pada diriku pada saat itu. Tapi sepertinya aku mengenali siapa laki-laki itu. dilihat dari cara jalannya, tasnya, dan hairstylenya. Ohtuhan! Ciri-ciri itu.. mirip sekali dengan Raka! Tapi apakah benar Nadia sedang jalan bareng dengan Raka? Ketika aku ingin mengejar mereka berdua, mereka sudah terlanjur menaiki taksi dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja. Namun sebelum pulang kerumah tiba-tiba aku mempunyai ide untuk memberikan kado kue ini ke rumah Raka langsung. Tanpa basa basi aku pergi menuju rumah Raka. Ini pertama kali nya aku ke rumah Raka, dan untuk masalah alamat hihihi aku bertanya kepada guru TU.

Ketika sampai dirumah Raka, aku berharap yang membukakan pintu itu adalah Raka sendiri. Akan tetapi harapanku salah, yang membukakan pintu itu adalah bibi nya.

“Ada perlu apa ya non kesini?” tanya Bibi

“Hmm Raka nya ada bi?” tanyaku sambil mengintip suasana didalam. Sepertinya didalam nampak sepi.

“Oh den Raka nya belum pulang nih non, apa ada sesuatu yang mau dititipkan buat den Raka?”

“Oh gitu ya bi, hmm yasudah ini aku titip bingkisan ini untuk Raka. Bilang saja dari temannya gitu yaa bi. Yasudah aku pulang dulu ya bi” kataku dan langsung pergi menaiki sepedaku.

            Malam harinya aku sempatkan mengecek bbm ku dan disitu aku melihat Raka menulis status di bbm-nya dengan “Siapapun itu yang sudah mengirimkan aku kue terimakasih ;) kue ini sangat begitu enak” Dengan spontannya aku langsung teriak-teriak tidak jelas dan lompat-lompat di kasur karena saking bahagia nya diriku. Rasa ke-GR-an ku pun mulai meningkat lagi, aku semakin yakin kalau aku dan Raka itu berjodoh. Karena saking bahagia nya aku pun menyanyikan sepenggal lirik lagu yang aku suka dan itu sangat menggambarkan suasan hatiku saat ini.. “Ohmaygod aku aku jatuh cinta.. Ohmaygod aku aku suka sama diaa.. please please tuhan aku mau dia.. tuk jadi kekasih ku selama-lamanyaa..”

            Keesokkan harinya, aku padahal sudah berniat untuk tidak mengungkit dan bertanya soal Nadia kemarin. Tapi yaa namanya juga sudah terlanjur kepo akhirnya aku putuskan untuk bertanya. Tetapi sebelum memulai bertanya tiba-tiba Raka maju kedepan dia akan mengumumkan sebuah pengumuman. Entah apa pengumuman itu. dan ternyata pengumuman itu..

“Guys! Disini aku mau memberitahukan kalau aku dan Nadia kemarin sudah resmi menjalin hubungan pacaran” Kata Raka dengan PD nya disertai senyum manisnya. Semua siswa-siswi dikelas pun mulai gaduh dan mengucapkan selamat kepada Raka dan Nadia secara bergantian. Terkecuali aku. Kenapa sih harus Nadia yang jadian dengan Raka? Kenapa tidak denganku? Kenapa harus Nadia? Nadia kan sahabatku yang selama dikelas 11 ini dia orang pertama yang tau kalau aku menyukai Raka, dan Nadia juga orang yang selalu menjadi tempat curhatku. Tapi sekarang? Ah kamu jahat Nadia.

Bayangkan orang yang aku sukai selama ini malah jadian dengan sahabatku sendiri, dan sahabatku itu tempat dimana biasa aku curhat mengenai orang yang aku suka. Aku tak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Ternyata dugaanku benar waktu itu ketika aku menemukan kertas gulungan dilaci Nadia. Akhirnya kini aku berhenti saling berkomunikasi melalui bbm dengan Raka, aku takut menganggu dirinya. Nadia? Hmm dia sudah mengaku kalau sebenernya dia juga menyukai Raka semenjak pembagian kelas. Persis seperti diriku! Aku yang mendengar pengakuan Nadia sebenernya ada sedikit rasa sakit hati, tapi apa boleh buat aku tidak boleh membalasnya dengan membentak pengakuan Nadia. Aku akhirnya lebih memilih untuk menjauh dari nadia. Mulai saat itu aku tidak pernah curhat lagi kepada Nadia bahkan aku tak pernah mengobrol lagi denganya dan aku sudah tidak duduk sebangku dengan dengannya.

            Hari demi hari aku lewati dengan sendiri. Sampai suatu hari Nadia pernah ingin mengajakku ke perpustakaan dan dia mengajakku bersama Raka juga. Aku pun langsung berfikiran kemana-mana, jika aku ikut mereka berdua ke perpustakaan nanti pasti aku hanya dijadikan obat nyamuk saja. Lalu waktu itu juga ketika aku sedang berada dikantin, aku melihat Nadia dan Raka sedang duduk berdua dan saling bercanda satu sama lain. Aku yang melihatnya hanya bisa mengaduk-ngaduk jus alpukat yang aku pesan dengan begitu cepat saking kesalnya. Kesal? Ini aku kesal atau cemburu melihat mereka berdua? Hmm.. Entahlah sampai-sampai aku sekarang lebih sering melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan sangat cepat dan menyesali semua yang tidak seharusya aku lakukan dulu. Semua curahan hatiku kini aku limpahkan semuanya di buku harianku.

            Hari demi hari, bulan demi bulan dan akhirnya proses kegiatan belajar dikelas 11 pun kini sudah selesai dan sekarang kami sudah kelas 12. Rasanya begitu cepat! Selama liburan akhir semester aku berusaha untuk move on dari Raka. Tak seharusnya aku selama ini mengharapkan dan memperjuangkan seseorang yang malah orang itu tidak mengharapkan dan memperjuangkanku. Buat apa? Dan selama liburan aku sibukkan diriku dengan latihan dance setiap hari bersama anak-anak dance lainnya di sanggar dance. Akhirnya selama liburan aku sudah bisa melupakan semua yang berkaitan dengan Raka. Akan tetapi, setelah libur akhir semester selesai aku mendapat kabar dari teman kalau Raka dan Nadia putus. Putus? Tadinya aku tidak percaya dengan berita itu lalu aku stalk twitter mereka berdua dan ternyata benar!. Entah kenapa aku berfikir kalau sepertinya aku mempunyai kesempatan untuk dekat kembali sama Raka pujaan hatiku dulu waktu kelas 11. Alhamdulillah aku satu kelas lagi dengan Raka tidak dengan Nadia. Aku pun mulai merasa kalau aku memang berjodoh dengan Raka, buktinya aku satu kelas lagi dengannya. Ah mulaideh rasa ke-GR-an ku tumbuh lagi, dan dikelas 12 ini lah aku mencoba untuk akrab lagi dengan Raka. Sepertinya aku gagal move on wrrrr~

Akhirnya hasilnya pun tak sia-sia sekarang aku sudah akrab kembali dengan Raka sampai-sampai kita seperti sudah menjadi dua sejoli yang tak mau dipisahkan. Ya! Ada yang bilang begitu, namun aku hanya membalasnya dengan senyuman padahal dalam hati sih berkata ‘Amin’ hehehe..

            Dikelas 12 ini aku semakin berubah, aku tidak malu-malu lagi seperti pada waktu kelas 10 dan 11. Kini aku semakin merasakan seperti sudah menjadi anak remaja yang sebenarnya, yang mempunyai banyak teman dan itu semua berkat Raka yang selalu mengajakku ke tempat dia biasanya nongkrong seperti sanggar shuffle dance, sanggar vocal yang biasa dia latihan dan banyak sih. Sampai pada suatu hari aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku selama ini kepada Raka, namun apakah Raka akan juga mempunyai perasaan yang sama padaku? Aku yakin Iya! Karena sudah terlihat jelas melalui sikap perhatiannya denganku selama ini dan sebagainya.  Akan tetapi tiba-tiba ada bm dari Raka

“Semoga kita bisa selamanya menjadi sahabat yang saling menyayangi dan melindungi satu sama lain yaa Raina. Aku sangat bahagia mempunyai sahabat perempuan seperti mu”  

Perempuan mana yang tidak sedih jika orang yang disukainya hanya menganggapnya sebagai sahabat?
Airmata seketika mengalir perlahan-lahan dipipiku, aku mau dengan diriku sendiri! Kenapa aku bisa terjebak dalam semua ini? Kenapa aku mempunyai rasa kembali kepada Raka? Dan ternyata Raka hanya menganggapku sebagai SAHABAT nya. Aku sepertinya hanya gede rasa saja kepada Raka. Akupun membalas bm dari Raka.

“Iya :’) Aku janji aku bakalan menjadi sahabat yang terbaik buat kamu kok”

            Mulai saat itu aku sadar statusku hanya sebagai sahabat terbaik Raka, aku tidak boleh terlalu berharap lebih.

            Ya! Itulah kisah ku selama ini. Kisah itu berjalan hingga kini perpisahan kelas 12. Kulihat penampilan Raka pada saat acara perpisahan kelas 12 dengan membawakan lagu Pemilik Hati seketika penampilannya dapat dengan cepat menghipnotis diriku. Sadar Riana! Sadar! Kau sudah berjanji dengan Raka, kau akan menjadi sahabat terbaiknya.

Kata-kata itu selalu aku katakana disetiap aku melihat penampilan Raka, dan aku mulai berfikir lagu Pemilik Hati? Buat siapa lagu itu? tak seperti biasa nya Raka menyanyikan lagu dengan begitu menkhayati sekali lirik lagunya.  Setauku Raka sedang tidak menyukai siapapun, tapi ah entahlah aku tidak tau. Aku tidak mau berfikir kalau lagu itu untuk diriku. Aku hanya sahabat nya Raka! Sekedar Sahabat. Ah tapi aku tidak bisa menahan pernyataan itu, aku selalu saja berharap kalau lagu itu untuk diriku.
Tiba-tiba setelah selesai raka menampilkan soloist nya ia seketika berkata,

“Lagu ini aku persembahkan untuk seseorang yang sangat aku kagumi, sayangi dan bahkan aku sudah lama menyukainya”

Kata-kata itu semakin membuat perasaanku menjadi saja, jantungku berdegub kencang tak seperti biasanya, telapak tangan mulai dingin menunggu siapa orang yang selama ini Raka kagumi.

“Lagu ini aku persembahkan untuk orang yang berinisial R!”

Ketika aku mendengar Raka menyebut huruf R aku langsung terkejut dan harapanku semakin menjadi saja.

“Aku persembahkan untuk Nona manis disana yang berada dipojok kiri depan yang bernama Raisa!” kata Raka sambil menunjuk kea rah Raisa disertai senyuman manisnya dan kedipan matanya yang dapat menghipnotis semua para murid perempuan. Akhirnya Raka dan Raisa jadian pada malam itu juga.
Aku yang mendengar perkataan Raka itu hanya bisa tersenyum, kali ini aku salah lagi. Kenapa aku selalu saja mengharapkan Raka? Padahal aku sudah berjanji akan menjadi sahabat terbaiknya. Maafkan aku raka aku karena aku pernah mempunyai rasa padamu. Aku turut bahagia atas kebahagiaan Raka dan Raisa. Mulai saat itu aku sudah mengerti apa yang namanya Jatuh cinta diam-diam. Selama ini aku mengalami Jatuh cinta diam-diam terhadap Raka, dan aku tak mampu mengungkapkan perasaan ini aku hanya menyimpan cintaku ini dalam hati. Orang yang jatuh cinta diam-diam mungkin akan merasa sakit diam-diam saat orang yang kita suka sedang bersama orang lain yang ia suka. Itu yang aku rasakan pada saat ini. Seperti artikel yang pernah aku baca di internet mengenai Jatuh cinta diam-diam, Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam – diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam – diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam – diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh diam – diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN "BUDAYA BANGSA BUDAYA KITA"

CERPEN "PENGGANTI DIRINYA"

Cerpen Petikan Gitar